Terbaru - Inilah Perbedaan Masa Sma Dan Kuliah Yang Perlu Diketahui
Masa SMA memasuki masa kuliah merupakan masa transisi bagi mahasiswa baru. Mereka akan menghadapi masa yang berbeda dengan masa yang mereka alami ketika masih bersekolah di SMA. Saat mereka melangkah pertama kalinya di kehidupan kampus atau kuliah mereka harus menghadapi lingkungan, teman, kehidupan, pembelajaran yang baru. Tentunya mahasiswa baru harus bisa beradaptasi dengan situasi dan lingkungan baru disekitarnya untuk keberlangsungan dan kesuksesan belajar selama menempuh kuliah di perguruan tinggi.
Biasanya setiap mahasiswa baru akan mengalami sebuah "kejutan" dengan kehidupan yang berbeda antara ketika sekolah di SMA dan kuliah. Nah, apa saja perbedaan antara kehidupan dan lingkungan saat belajar di SMA dan kuliah, berikut ini akan kami bahas satu persatu.
Biasanya setiap mahasiswa baru akan mengalami sebuah "kejutan" dengan kehidupan yang berbeda antara ketika sekolah di SMA dan kuliah. Nah, apa saja perbedaan antara kehidupan dan lingkungan saat belajar di SMA dan kuliah, berikut ini akan kami bahas satu persatu.
Ilustrasi Mahasiswa |
Tempat tinggal - saat masih SMA, sebagian dari kamu pasti tinggal dengan orang tua dan merasakan kenyamanan yang diberikan orang tua pada kamu. Hal itu mesti berbanding terbalik saat kuliah khususnya bagi kamu yang khususnya mengambil kuliah diluar kota, oleh karenanya kamu harus tinggal nge-kos. Kamu akan merasakan hidup mandiri yang serba jauh dari orang tua, artinya segala sesuatu harus kamu putuskan dan lakukan sendiri.
Lingkungan - Saat SMA , teman- teman kamu biasanya terdiri dari orang yang tinggalnya berdekatan dengan sekolahmu, artinya budaya mereka hampir sama dengan budayamu. Setiap hari selama tiga tahun kamu bersekolah di SMA pasti membuatmu akrab antara satu sama lain karena seringnya bertemu dengan lingkungan yang sama.
Saat berada di perkuliahan, kamu akan merasakan hal yang berbeda dari ketika masih di SMA, teman- teman yang berasal dari luar kota dengan budaya yang berbeda tentunya membuatmu harus bisa beradaptasi dengan lingkungan barumu. Oleh karena itu tidaklah mengherankan bila kamu akan menemui berbagai bahasa dan logat teman- temanmu yang dirasa "abnormal" dan "lucu" bagimu. Sebenarnya nilai tambah dari lingkungan yang heterogen semacam ini yaitu kita akan lebih mengenal banyaknya budaya yang ada di lingkungan kita, jadi kita lebih kaya akan pengetahuan terhadap budaya teman kita yang berbeda.
Saat berada di perkuliahan, kamu akan merasakan hal yang berbeda dari ketika masih di SMA, teman- teman yang berasal dari luar kota dengan budaya yang berbeda tentunya membuatmu harus bisa beradaptasi dengan lingkungan barumu. Oleh karena itu tidaklah mengherankan bila kamu akan menemui berbagai bahasa dan logat teman- temanmu yang dirasa "abnormal" dan "lucu" bagimu. Sebenarnya nilai tambah dari lingkungan yang heterogen semacam ini yaitu kita akan lebih mengenal banyaknya budaya yang ada di lingkungan kita, jadi kita lebih kaya akan pengetahuan terhadap budaya teman kita yang berbeda.
Sistem Belajar - Bila di SMA, kita akan dihadapkan pada sistem pembelajaran yang runtut dari kelas X sampai dengan kelas XII. Baik buku maupun literatur pelajaran di SMA juga masih terbatas dari yang sekolah atau guru rekomendasikan sesuai dengan kurikulum.
Sedangkan di perkuliahan, mahasiswa bisa mengambil mata kuliah dengan mengisikan Kartu Rencana Studi (KRS) dengan beban satuan kredit semester (SKS). Untuk menyelesaikan perkuliahannya, seorang mahasiswa S-1 harus menyelesaikan 144 - 160 SKS dan untuk D-3 mahasiswa harus menyelesaikan 110 - 120 SKS.
Pengisian KRS menentukan jumlah mata kuliah yang diambil dalam satu semester, jadi biasanya semakin keatas semesternya, mata kuliah akan semakin sedikit dan tentunya satuan kredit semester (SKS) juga semakin sedikit pula.
Penilaian - Saat di SMA, penilaian berdasarkan nilai tugas, ulangan, ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester. Sistem evaluasi akan diberikan di akhir semester dengan penerimaan rapor. Di akhir tahun pelajaran, siswa akan mengalami proses kenaikan kelas. Siswa yang tidak bisa memenuhi kriteria kenaikan misalnya beberapa nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) maka akan dinyatakan tidak naik.
Penilaian dalam sistem perkuliahan menggunakan rentang nilai A sampai dengan E, dan bila mahasiswa tidak lulus dalam satu mata kuliah, maka dapat mengulangi mata kuliah yang tidak lulus tersebut dengan semester pendek atau mengulang mata kuliah pada semester depannya lagi. Oleh karena itu, dalam perkuliahan sangatlah familiar melihat mahasiswa semester atas mengikuti kuliah di semester bawah.
Pengajar - Di SMA, guru lebih cenderung sebagai pembimbing, fasilitator, yang selalu peduli terhadap siswanya, dan murid lebih serasa "dimanjakan" dengan pembelajaran yang ada di kelas.
Namun berbeda dengan kuliah, kamu tidak akan menemui dosen yang "memanjakan" mahasiswanya. Seorang mahasiswa harus bersifat aktif dalam perkuliahan baik dalam literatur, pembelajaran dan tugas- tugasnya.
Kelulusan - Kelulusan di SMA ditentukan dengan berdasarkan keputusan dari satuan pendidikan berdasarkan nilai selama pembelajaran semester satu sampai dengan lima serta pertimbangan nilai ujian nasional (meskipun sekarang ini ujian nasional bukan penentu kelulusan). Saat lulus siswa SMA akan mendapatkan ijazah dan Sertifikat Hasil Ujian Nasional (SHUN).
Berbeda halnya dengan SMA, mahasiswa harus membuat tugas akhir bagi D-3 dan skripsi bagi mahasiswa S-1 sebagai syarat lulus. Biasanya mahasiswa akan melewati bimbingan dari dosen pembimbing sebelum masuk ke tahap pamungkasnya yaitu sidang skripsi. Tahapan ini adalah proses yang membutuhkan kesabaran dan tidak jarang dalam tahapan ini banyak mahasiswa mengalami putus asa dan akhirnya menyerah meneruskan kuliahnya. Mahasiswa yang dinyatakan lulus akan mendapatkan ijazah dan transkrip nilai dengan angka yang menawarkan prestasi atau keberhasilan studi mahasiswa dari semester pertama hingga dengan semester terakhir yang disebut dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK).
Demikian sekilas mengenai perbedaan masa SMA dan masa perkuliahan. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi sahabat Ahzaa yang sedang menghadapi masa awal perkuliahan. Bila ada tanggapan mengenai tulisan diatas, silahkan isikan pada kolom komentar. Mohon maaf bila ada kekurangan, Semoga sukses.
Salam.
Sedangkan di perkuliahan, mahasiswa bisa mengambil mata kuliah dengan mengisikan Kartu Rencana Studi (KRS) dengan beban satuan kredit semester (SKS). Untuk menyelesaikan perkuliahannya, seorang mahasiswa S-1 harus menyelesaikan 144 - 160 SKS dan untuk D-3 mahasiswa harus menyelesaikan 110 - 120 SKS.
Pengisian KRS menentukan jumlah mata kuliah yang diambil dalam satu semester, jadi biasanya semakin keatas semesternya, mata kuliah akan semakin sedikit dan tentunya satuan kredit semester (SKS) juga semakin sedikit pula.
Penilaian - Saat di SMA, penilaian berdasarkan nilai tugas, ulangan, ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester. Sistem evaluasi akan diberikan di akhir semester dengan penerimaan rapor. Di akhir tahun pelajaran, siswa akan mengalami proses kenaikan kelas. Siswa yang tidak bisa memenuhi kriteria kenaikan misalnya beberapa nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) maka akan dinyatakan tidak naik.
Penilaian dalam sistem perkuliahan menggunakan rentang nilai A sampai dengan E, dan bila mahasiswa tidak lulus dalam satu mata kuliah, maka dapat mengulangi mata kuliah yang tidak lulus tersebut dengan semester pendek atau mengulang mata kuliah pada semester depannya lagi. Oleh karena itu, dalam perkuliahan sangatlah familiar melihat mahasiswa semester atas mengikuti kuliah di semester bawah.
Pengajar - Di SMA, guru lebih cenderung sebagai pembimbing, fasilitator, yang selalu peduli terhadap siswanya, dan murid lebih serasa "dimanjakan" dengan pembelajaran yang ada di kelas.
Namun berbeda dengan kuliah, kamu tidak akan menemui dosen yang "memanjakan" mahasiswanya. Seorang mahasiswa harus bersifat aktif dalam perkuliahan baik dalam literatur, pembelajaran dan tugas- tugasnya.
Kelulusan - Kelulusan di SMA ditentukan dengan berdasarkan keputusan dari satuan pendidikan berdasarkan nilai selama pembelajaran semester satu sampai dengan lima serta pertimbangan nilai ujian nasional (meskipun sekarang ini ujian nasional bukan penentu kelulusan). Saat lulus siswa SMA akan mendapatkan ijazah dan Sertifikat Hasil Ujian Nasional (SHUN).
Berbeda halnya dengan SMA, mahasiswa harus membuat tugas akhir bagi D-3 dan skripsi bagi mahasiswa S-1 sebagai syarat lulus. Biasanya mahasiswa akan melewati bimbingan dari dosen pembimbing sebelum masuk ke tahap pamungkasnya yaitu sidang skripsi. Tahapan ini adalah proses yang membutuhkan kesabaran dan tidak jarang dalam tahapan ini banyak mahasiswa mengalami putus asa dan akhirnya menyerah meneruskan kuliahnya. Mahasiswa yang dinyatakan lulus akan mendapatkan ijazah dan transkrip nilai dengan angka yang menawarkan prestasi atau keberhasilan studi mahasiswa dari semester pertama hingga dengan semester terakhir yang disebut dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK).
Demikian sekilas mengenai perbedaan masa SMA dan masa perkuliahan. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi sahabat Ahzaa yang sedang menghadapi masa awal perkuliahan. Bila ada tanggapan mengenai tulisan diatas, silahkan isikan pada kolom komentar. Mohon maaf bila ada kekurangan, Semoga sukses.
Salam.
Belum ada Komentar untuk "Terbaru - Inilah Perbedaan Masa Sma Dan Kuliah Yang Perlu Diketahui"
Posting Komentar